Sabtu, 31 Maret 2012

Skizofrenia (kesehatan mental)

Saya percaya tidak ada yang mau seorang ibu (orangtua) yang menginginkan anaknya lahir dengan tidak normal. Tapi tidak dengan ibu x (nama disamarkan), beliau tidak tau bahwa anak yang ia lahirkan ternyata beda dengan anak yang lainnya, secara kasat mata anak ini tidak mengalami kelainan, namun siapa yang sangka anak ini mengalami kelainan di “jiwa”.
pada masa kehamilannya ibu x ini sama seperti layaknya ibu pada lainnya tidak merasakan adanya perbedaan. Tetapi sewaktu kandungannya memasuki bulan ke-7 ibu x menceritaan ada yang keluar dari organ wanitanya seketika ia sedang buang air kecil, ia mengeluarkan cairan berwarna putih encer, cairan itu kurang lebih 1 gelas beling. Tapi ibu x tidak menaruh curiga yang berlebih karna faktor ketidaktauannya beliau ibu itu hanya mengadu kepada ibunya. Ibu x ini memang bekerja sebagai seorang pegawai negri di Jakarta. Lalu setelah anak itu lahir bayinya normal,sehat dan lucu. Seiring berjalannya waktu anaknya tumbuh dewasa. anak ini sudah mulai mengalami gejala pada bangku SD nilai-nilainya anjlok semua disbanding anak-anak yang lainnya. Dia juga sering menunjukan keanehan ia sering sekali melamun dan menyindiri, disekolah dia juga sulit untuk bergaul apalagi berosialisasi dampaknya anak ini tambah sering dikucilkan di kelas. Berjalannya waktu dr SD ke SMP pun sama nilai anak ini memang rendah sekali bisa dikatakan IQ nya rendah dia susah untuk menerima pelajaran. Berkat campur tangan orangtuanya kepada guru dan kepala sekolah anak ini barulah bisa lulus dari sekolah, di SMA juga sama tidak ada perubahan nilai nya merah semua dan ia jarang masuk dia lebih memilih untuk menyendiri namun disini gejolak anak ini sudah mulai besar dia hanya bertahan pada pada tingkat 2 SMA, dia sudah tidak mampu lagi untuk bersekolah. Anak ini adalah seorang kakak dari adik perempuan yang beda usianya sekitar 6 tahun. Tapi allhamdulillahnya adiknya tumbuh menjadi anak yang normal sehat jasmani maupun rohani.
Sekitar umur 22 tahun anak ini baru menunjukan tingkah laku yang parah karena dia lebih tidak bisa terkontrol emosinya, sering melamun dan ketawa sendiri, dan bahkan parahnya lagi anak ini menunjukan gejala yang negativ dia malas sekali mandi dan dia mau mandi kalau dimandikan, perubahan perubahan yang negative justru malah terlihat jelas. Sejak anak ini SMP ibu ini sudah membawa anaknya ke dokter Psikiater. Memang sejak SMP anak ini sudah diberi obat untuk meredam emosinya hingga sekarang. Perubahan yang drastis terjadi justru dikala usianya menginjak dewasa banyak sekali hal hal yang diluar logika. Dokter mendiagnosis anak ini mengalami penyakit Skizofrenia. Setelah diselidiki dan diamati anak ini mengalami skizofrenia karena ada faktor keturunan juga. Ade dari ibu tersebut juga mengalami penyakit yang sama cuma berbeda jenis masalahnya. Ade ibu tersebut pun juga rutin berobat ke Dokter Psikiater. Berbeda dengan Om-nya (ade ibu x) Om-nya justru lebih aktif dalam berbicara dia mampu bergaul bersosialisasi bahkan dia mampu bekerja dan bahkan sekarang pun dia sudah bekerja. Keluhanya adalah dia sering diikuti oleh orang yang akan menjahatinya. Sedangkan anak ibu x justru kebalikannya dia cenderung pasif,sulit bergaul, dan negativnya anak tersebut pamalas. Dan kejengkelannya lagi anak ini bersikap terlalu manja kepada ibunya dari pada anggota keluarga lainnya, dia kerap seperti mencurahkan isi hatinya dengan cara yang salah. Dia senang berbicara berulang kali yang kadang di dengar bikin menjengkelkan. Suka bertanya hal hal yang tidak logika seperti setiap mau makan minta diambilkan dan bertanya berulang kali ‘sendok udah diambilin ? siapa yang ambilin?’ padahal pada kenyataannya sendok sudah dia pegang ditangannya. Hal hal seperti itu kadang yang membuat di dalam keluarga suka kehilangan kesabaran dan akhirnya ribut. Tapi anak ini yang di dengar hanya mamahnya, dia seperti orang buta dan tuli ketika ada mamahnya. Yang mau ia dengar hanya mamahnya. Dan negativnya lagi anak ini seperti bangga bahwa dia ‘sakit’ karena yang dipikirannya seperti kalau dia sakit dia tidak akan bisa melakukan kegiatan apapun (pemalas) dan ibunya pun akan terus mengurusi dia. Bahkan dokter pun setiap control sudah membujuk supaya anak ini mau mandi sendiri tetapi dia bisa marah pada saat itu juga di depan dokter sekali pun dan berkata “dia gak mampu untuk mandi sendiri”.
Tapi persamaan yang kuat antara keduanya ialah sama-sama mempunyai kecurigaan yang tinggi dan ketakutan yang besar. Hingga sampai sekarang pun anak ini berusia 25 tahun anak tersebut masih dimandikan, dia tidak mau mandi jika tidak ada yang mau mandikan. Jelas sekali memiliki anak seperti ini harus memiliki ekstra sabar yang kuat, kerap kali dirumah dalam keluarga terjadi beda pendapat karena ulah anak ini. Ayahnya pun juga sudah mulai pasrah dan menerima kenyataan ini.
Dari semua kejadian ini ibu x hanya bisa pasrah dan berdoa semoga anaknya diberi mukzizat. Dan ibu x meyakini semua yang terjadi karena sudah campur tangan Allah dan anak bagaimanapun adalah titipan. Dan dia percaya anak yang dititipkan Allah kepadanya itu membuktikan bahwa dia adalah orang-orang terpilih dari Allah. Dan cairan yang keluar pada saat kehamilannya berusia bulan ke 7 mungkin itu sebenarnya suatu pertanda awal. Mungkin cairan putih itu adalah sel sel otak yang keluar. Karena kata Dokter anak mengalami Skizofren selain karna keturunan dll bisa juga karena cairan diotak yang tidak seimbang.


TEORINYA

Skizofrenia merupakan sindrom klinik, merupakan gangguan psikotik yang sering dijumpai dan merupkan masalah jiwa yang paling sering di jumpai di Negara Negara berkembang. Berbagai konsep dan teori psikoanalitik serta psikodinamik sebagai penyebab terjadinya skizofren masih ditambah lagi teori genetic dan neuroimonologi. Maka dapat dikatakan bahwa penyebab terjadinya skizofren adalah multi kompleks atau multifaktorial.

Para ahli Humanistik-eksistensial berpendapat bahwa skizofrenia itu bukan suatu gangguan melainkan suatu bentuk alternative penyesuaian diri. Mereka menyebutkan bahwa tingkah laku skizofrenik disebut abnormal karena tingkah laku tersebut menyimpang dari pola tingkah laku yang diterima oleh kebanyakan orang.

Para ahli Psikodinamik memberikan penjelasan yang menarik untuk skizofren dan penjelasan ini membantu kita untuk menjelaskan simtomatologi. Akan tetapi pendekatan ini tidak terlalu mengungkap tenang macam macam skizofrenia karena kita perlu memikirkn pnjelasan tambahan. Yakni penjelasan penjelasan yang dikemukakan oleh pendekatan mungkin menempatkan kita dalam suatu posisi yang lebih baik untuk memahami skozofrenia.

Pendekatan Kognitif terhadap skizofrenia berbeda dari pendekatan pendekatan lainnya karena pendekatan ini mulai dengan suatu dalil bahwa individu individu yang menderita skizofren memiliki pengalaman pengalaman yang berbeda dari oranglain. Secara lebih khusus dikemukakan bahwa orang orang yang menderita skizofren tidak dapat menyaring stimulus stimulus yang tidak relavan dan akibatnya mereka syarat dengan atau kebanjiran stimulus.

Menurut pendekatan Fisiologis skizofrenia itu disebabkan oleh aktivitas dopamin yang tinggi pada daerah daerah otak yang mengatur emosi dan fungsi kognitif. Pengembangan obat obat bius belakangan ini serta obat obatan penenang lainnya jelas mengubah perawatan terhadap skizofrenia. Meskipun terlalu pagi untuk menilai dampak jangka panjang dari bentuk perawatan dengan obat obatan ini, namun dapat dipastikan bahwa obat-obatan ini merupakan sarana efektif untuk mengendalikan simtom-simtom.

Dikemukakan juga bahwa otak dari orang orang yang mnderita skizofrenia mengalami abnormalitas-abnormalitas structural ( vertikulus – vertikulus membesar, atrofi kortikal, asimetri serebal terbalik ). Ada kemungkinan bahwa skizofrenia memiliki 2 penyebab ;
1. Penyebab biokimiawi yang menyebabkan simtom-simtom positif
2. Penyebab structural yang menyebabkan simtom-simtom negative
Beberapapasien mungkin menderita dari dua penyebab tersebut bersama dengan simtom simtom nya.

Teori biologi Skizofrenia berfokus pada faktor genetic, faktor neuroanatomi, dan neurokimia (struktur dan fungsi otak), serta imunovirologi (respons tubuh terhadap pajanan suatu virus).

Faktor genetik kebanyakan penelitian genetic berfokus pada keluarga terdekat, seperti orang tua, saudara kandung, dan anak cucu untuk melihat apakah skizofrenia diwariskan atau diturunkan secara genetic. Hanya sedikit yang memfokuskan kepada kerabat yang lebih jauh. Bukti yang mendasar genetic untuk skizofrenia adalah (1) skizofrenia lebih banyak terdapat pada sanak saudara dari orang orang yang menderita skizofrenia (2) kemungkinan besar kembar indentik (mz) sama sama menderita skizofrenia dibandingkan kembar bersaudara (dz) (3) kemungkinan lebih besar anak anak bologis dari orang orang yang menderita skizofren yang diasuh oleh orang orang rumah mengembangkan skizofrenia dibandingkan dengan anak anak biologis dari orang orang yang diasuh oleh orang orang normal (4) pemeriksaan langsung terhadap gen gen memberikan suatu bukti yang menghubungkan gen pda kromosom 5 dengan skizofrenia.

Fisik . banyak pasien skizofrenia berbadan astenik dan dalam kasus yang telah didiagnosis pasti, sirkulasi tepinya mungkin buruk, ekstemitas asianotiknya dingin dan amenero.

Kerusakan otak. Bukti belakangan ini ada bukti dialtasi ventriculus cerebi dan disorientasi usia pada skizofrenia kronika membuat kemungkinan ada penyebab organic. Infeksi virus lambat telah disusulkan sebagai satu kemungkinan.


DAFTAR PUSTAKA 

Ofm, Semiun.Yustinus.Kesehatan Mental 3.Yogyakarta:Kanisius, 2006
Supratiknya, A.Teori-Teori Holistik (organismik-fenomenologis).Yogyakarta:Kanisisus, 1993
Wicaksana,Inu.Mereka bilang aku sakit jiwa. Yogyakarta:Kanisius, 2008
Ingram,I.M. Timbury,G.C. Mowbray, R.M.Catatan kuliah Psikiatri.Jakarta:Kedokteran EGC, 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar